Diberdayakan oleh Blogger.

Time and Date

Jumlah Pengikut

Blogroll

Powered By Blogger

Animalia

Animalia merupakan salah satu kingdom dari hewan. Animalia membawahi 10 filu, yakni Filum Porifera, Coelentetara, Helminth (Platyhelminthes, Nemathelminthes,Anellida,) Molusca, Echinodermata, Arthropoda, Amfibi, Pisces, Reptilia, dan Mamalia.

Porifera

Porifera berasal dari kata porus yang artinya lubang-lubang kecil dan ferre, yang artinya mengandung. sehingga porifera artinya hewan yang memiliki pori. Porifera memiliki bentuk tubuh menyerupai vas bunga atau piala dan melekat pada dasar perairan.

Coelenterata

Coelenterata merupakan hewan berongga. Makanan masuk melalui mulut kemudian masuk ke perut. Rongga tubuh digunakan sebagai tempat pencernaan makanan dan sebagai alat pengedar sari makanan dan sisa makanan dikeluarkan.Coelenterata juga disebut Cnidaria yang mana kata tersebut juga berasal dari Yunani, Cnido yang berarti penyengat. Yup, coelenerata memiliki sel penyengat yang terletak pada tentakel disekitar mulutnya. Tidak seperti porifera, struktur tubuh coelenterata lebih kompleks dengan sel-sel yang sudah terorganisasi oleh saraf sederhana yang membentuk jaringan dan fungsi. .

Platyhelminthes

Platyhelminthes adalah filum ketiga dari kingdom animalia setelah porifera dan coelenterate. Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, dari kata Platy = pipih dan helminthes = cacing. Hewan ini memiliki lapisan tubuh sebanyak 3 lapis ( tripoblastik aselomata ). Hewan ini kebanyakan hidup sebagai parasit.

Nemathelminthes

Nemathelminthes berasal dari bahas latin, nematos artinya benang dan nelminthes artinya cacing. Anggota-anggota Nemathelminthes mencakup berbagai cacing gilig: hewan dengan tubuh silinder memanjang, tidak beruas-ruas, dan sangat panjang. Nemathelminthes adalah hewan Pseudoselomata. Pseudoselomata adalah hewan yang mempunyai rongga tubuh semu..

Suka Mengajar

Minggu, 24 Mei 2015

Nemathelminthes



Deskripsi : Nama Nemathelminthes berasal dari bahasa Latin 'nematos' yang berarti benang dan 'nelminthes' yang berarti cacing, Nemathelminthes berarti cacing benang.Nemathelminthes adalah cacing yang berbentuk bulat panjang (gilig). Cacing ini dapat hidup di tanah lembap, air tawar, air asin, dan berparasit pada hewan atau manusia. Karena cacing ini hidup sebagai parasit pada makhluk hidup, maka bersifat merugikan kehidupan manusia.

Struktur Tubuh Nemathelminthes
Struktur tubuh dari cacing ini gilig, tidak bersegmen, kulitnya halus, licin, dan dilapisi oleh kutikula yang digunakan untuk melindungi diri dari enzim pencernaan yang berasal dari inangnya. Apabila dipotong tubuhnya, akan terlihat tubuhnya bersifat bilateral simetris dan termasuk golongan hewan yang triplobastik pseudoselomata. Terlihat juga mulut dan anus di dalamnya juga terdapat usus, jadi sistem pencernaannya sudah lengkap.

Sisterm Reproduksi Nemathelminthes
Nemathelminthes umumnya bereproduksi secara seksual karena sistem reproduksinya bersifat gonokoris, yaitu alat kelamin jantan dan betinanya terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi dilakukan secara internal. Hasil fertilisasi dapat mencapai lebih dari 100.000 telur per hari. Saat berada di lingkungan yang tidak menguntungkan, maka telur dapat membentuk kista untuk perlindungan dirinya.

Klasifikasi Nemathelminthes
Berikut di bawah ini adalah jenis-jenis cacing yang termasuk kedalam phylum Nemathelminthes, yaitu diantaranya:

1. Cacing Perut (Ascaris Lumbricoides)
Cacing ini dapat terbawa masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang telah tercemar. Telur cacing dapat keluar bersama tinja manusia. Telur cacing yang masuk ke dalam usus akan menetas menjadi larva, kemudian larva akan berkembang menjadi cacing baru. Cacing ini akan mengambil makanan dan mengisap darah penderita cacingan sehingga keadaan orang yang menderita cacingan akan terlihat pucat dan perutnya buncit.

2. Cacing Tambang (Ancylostoma Duodenale)
Mengapa cacing ini disebut cacing tambang? Pada waktu itu, cacing tersebut banyak menyerang orang-orang yang bekerja di daerah pertambangan yang menginfeksi melalui kulit kaki. Cacing ini hidup di dalam usus manusia yang mempunyai alat kait untuk mencengkeram dan mengisap darah. Daur hidupnya hampir sama dengan cacing perut, hanya telurnya menetas di tempat yang becek. Apabila ada seseorang yang menginjak tanah tersebut, maka larva akan menempel dan menembus kaki kemudian masuk ke peredaran darah, selanjutnya akan mengalami daur hidup seperti cacing perut. Seseorang yang menderita penyakit cacing ini bisa terserang anemia.

3. Cacing Kremi (Enterobius Vermicularis/ Oxyuris Vermiculairs)
Cacing ini berwarna putih, berukuran kecil, dan hidup di usus besar manusia, tepatnya dekat anus. Keberadaan cacing ini sangat mengganggu aktivitas manusia karena menyebabkan rasa gatal. Setelah digunakan untuk menggaruk, tangan harus segera dicuci. Jika tidak segera dicuci, telur cacing yang ikut terbawa di dalam kuku-kuku tangan akan ikut termakan ketika memakan makanan. Cacing tersebut akan masuk dan menetas di dalam perut.

4. Cacing Filaria (Wuchereria Bancrofti)
Cacing ini hidup pada pembuluh limfa di kaki. Jika terlalu banyak jumlahnya, dapat menyumbat aliran limfa sehingga kaki menjadi membengkak. Pada saat dewasa, cacing ini menghasilkan telur kemudian akan menetas menjadi anak cacing berukuran kecil yang disebut mikrofilaria. Selanjutnya, mikrofilaria beredar di dalam darah. Larva ini dapat berpindah ke peredaran darah kecil di bawah kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk yang menggigit, maka larva tersebut dapat menembus dinding usus nyamuk lalu masuk ke dalam otot dada nyamuk, kemudian setelah mengalami pertumbuhan, larva ini akan masuk ke alat penusuk. Jika nyamuk itu menggigit orang, maka orang itu akan tertular penyakit ini, demikian seterusnya.

Platyhelminthes

 
 
Deskripsi : Plathyhelmintes (cacing pipih) ini berbentuk pipih, lunak, dan simetri bilateral. Dapat hidup bebas di air tawar atau air laut, misalnya, Planaria dan sebagai parasit pada hewan atau manusia, misalnya, cacing hati. Cacing ini tidak mempunyai saluran pencernaan makanan dan anus. Platyhelminthes ada yang hidup bebas ada juga yang hidup sebagai parasit. Yup, parasit. Platyhelminthes kelas Trematoda hidup sebagai parasit di tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi bahkan manusia.
 
Struktur Tubuh Platyhelminthes
Tubuh Platyhelminthes memiliki tiga lapisan embrional, yaitu ektoderma, mesoderma, dan endoderma. Endoderm membatasi rongga gastrovaskuler. Diantara ekstoderm dan endoderm terdapat lapisan mesoderm. Mesoderm terdiri dari jaringan ikat yang longgar. Pada mesoderm terdapat organ-organ misalnya organ kelamin jantan dan betina.
 
Cacing memiliki saluran pencernaan dari mulut, faring, menuju kerongkongan. Akan tetapi, cacing pipih tidak memiliki saluran pencernaan. Cacing pipih hanya memiliki usus yang bercabang-cabang menuju seluruh tubuh sehingga peredaran makanan tidak melalui pembuluh darah, tetapi langsung diedarkan dan diserap tubuh dari cabang usus tersebut. Sistem ini disebut dengan sistem pencernaan gastrovaskuler.
 
Platyhelminthes tidak memiliki anus atau sistem pembuangan. Pengeluaran dilakukan melalui mulut sedangkan sisa makanan berbentuk cair dikelurkan melalui permukaan tubuhnya. Sistem saraf hampir sama dengan sistem saraf pada Coelenterata, dapat bergerak aktif karena adanya sistem saraf dan sistem indra. Pada cacing hati terdapat dua bintik mata pada bagian kepalanya. Bintik mata tersebut mengandung pigmen yang disebut oseli. Indra peraba pada Planaria disebut aurikula (telinga), ada juga yang memiliki organ keseimbangan dan organ untuk mengetahui arah aliran air (reoreseptor).
 
Reproduksi Platyhelminthes
Platyhelminthes bisa berreproduksi dengan cara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan tubuh. Tiap-tiap hasil pembelahan akan meregenerasi bagian tubuh yang hilang. Cara reproduksi aseksual tersebut biasanya dilakukan oleh Tubellaria sp. Platyhelminthes juga bisa bereproduksi secara seksual dengan cara perkawinan silang meskipun cacing pipih bersifat hermafrodit. Zigot dan kuning telur yang terbungkus kapsul akan menempel pada batu atau tumbuhan, kemudian menetas menjadi embrio yang mirip induknya.

Reproduksi Aseksual Platyhelminthes
 
Klasifikasi Platyhelminthes
Cacing pipih atau Platyhelminthes bisa diklasifikasikan kedalam tiga kelas, yaitu adalah sebagai berikut:
1. Kelas Turbellaria (Cacing Rambut Getar)
Kelompok cacing Turbellaria adalah cacing yang hidup bebas dan bergerak dengan bulu getarnya, contohnya Planaria. Cacing ini dapat digunakan sebagai indikator biologis kemurnian air. Apabila dalam suatu perairan banyak terdapat cacing ini, berarti air tersebut belum tercemar karena cacing ini hanya dapat hidup di air yang jernih, sehingga apabila air tersebut tercemar maka cacing ini akan mati.
2. Kelas Trematoda (Cacing Isap)
Jenis cacing Trematoda hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Tubuhnya dilapisi dengan kutikula untuk menjaga agar tubuhnya tidak tercerna oleh inangnya dan mempunyai alat pengisap dan alat kait untuk melekatkan diri pada inangnya. Contoh anggota Trematoda adalah Fasciola hepatica (cacing hati). Cacing ini hidup di hati ternak kambing, biri-biri, sapi, dan kerbau.
Daur Hidup Trematoda (Cacing Isap)
3. Kelas Castoda (Cacing Pita)
Cacing ini dikenal sebagai cacing pita. Seperti cacing hati, cacing pita bersifat sebagai parasit pada hewan dan manusia, jumlahnya sekitar 1500 species. Cacing ini membentuk koloni seperti pita sehingga panjangnya bisa mencapai 20 m atau lebih. Tubuh kita dapat dimasuki cacing ini apabila kita memakan ikan, daging sapi, anjing, atau babi yang tidak matang. Jenis yang terkenal adalah Taenia saginata (inangnya hewan sapi) dan Taenia solium (inangnya hewan babi).
 

FIlum Coelenterata


Klasifikasi Coelenterata

Hewan coelenterata dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kelas, yaitu sebagai berikut:

1. Hydrozoa

Hydrozoa berasal dari bahasa yunani, yaitu hydro yang berarti air dan zoa yang berarti hewan. Hewan ini membentuk koloni kecil berbentuk polip dominan, sebagian membentuk medusa yang mempunyai laci dan payung melalui pembentukan tunas, contohnya, Hydra, Gonionemus, dan Obelia.

Hydra merupakan polip air tawar, tidak melalui stadium medusa, berukuran 6 – 15 mm, memiliki 6 – 10 tentakel yang mengelilingi hipostoma. Di dalam hipostoma terdapat mulut. Di dalam mulut terdapat sel penyengat yang mengandung nematokis. Hewan ini dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual (pertunasan). Gonionemus hidup di air pasang surut, mempunyai medusa yang besar seperti pada Obelia, dan memiliki sedikit polip atau bahkan tidak ada sehingga sering kali berkembang biak dengan cara seksual.

Obelia merupakan koloni polip air laut, ukurannya sangat kecil, dan berasal dari zigot hasil reproduksi aseksual. Bentuk koloni Obelia ada dua yaitu polip vegetatif yang bertugas mencari makan dan polip reproduksi yang bertugas untuk melipat ganda. Tiap-tiap polip dikelilingi oleh selimut yang tembus cahaya. Selimut yang mengelilingi polip vegetatif disebut hidroteka dan yang mengelilingi polip reproduktif adalah gonoteka. Obelia mengalami pergantian keturunan (metagenesis), yaitu reproduksi aseksual pada polip reproduktif dan reproduksi seksual pada medusa.

2. Scyphozoa

Scyphozoa berasal dari bahasa yunani, yaitu scypho yang berarti mangkuk dan zoa yang berarti hewan. Contoh hewan yang termasuk kelas ini adalah ubur-ubur. Pada dasarnya, ubur-ubur adalah medusa yang pinggirnya berlekuk, tidak bercadar, saluran radialnya bercabang majemuk, dan mempunyai kantung ruang gastrikum yang berisi gonad. Contoh Scyphozoa adalah Aurelia.

Aurelia bergaris tengah sekitar 7 – 10 cm, pinggir berlekuk delapan, kadang mengandung polip (subordinat), dan reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas (strobilasi), sedangkan reproduksi seksual dengan medusa. Sebagian ubur-ubur mengandung racun yang menyebabkan gatal dan luka.

3. Anthozoa

Anthozoa berasal dari bahasa yunani, yaitu anthus yang berarti bunga dan zoa yang berarti hewan. Hewan ini memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Hewan ini memiliki tubuh yang berbentuk seperti polip, tidak membentuk medusa, tidak bertangkai, terbungkus skeleton eksternal (karang), serta memiliki tentakel yang banyak dan tersusun di sekitar mulut. Mulut bermuara ke stomodaeum, dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Contohnya, anemon dan hewan karang laut.

4. Ctenophora

Ctenophora berasal dari bahasa yunani, yaitu kteno yang berarti sisir dan phore yang berarti pembawa yang dalam bahasa latin disebut ctenophorus.  Ctenophora berbentuk seperti sisir, buah kenari, atau pipih, tembus cahaya, mempunyai delapan baris papan dayung bersilia, mempunyai dua buah tentakel, berenang maju dengan menggunakan mulut, ruang gastrovaskular dilengkapi dengan stomodaeum yang sebagian dilengkapi dengan lubang ekskresi, bersifat hermafrodit, dan reproduksi dilakukan dengan seksual.

Perkembangbiakan Coelenterata

Cara Berkembang Biak Coelenterata

Ada dua cara perkembangbiakan coelenterata, yaitu aseksual (begetatif) dan seksual (generatif).

1. Aseksual (Vegatatif)

Proses perekembangbiakan aseksual pada coelenterata dilakukan dengan membentuk kuncup di bagian kaki pada fase polip. Kuncup tersebut makin lama makin membesar yang kemudian membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi koloni.

 

2. Seksual (Generatif)

Proses perkembangbiakan seksual pada coelenterata dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia disebut Planula. Planula berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.

Perananan Coelenerata dalam Kehidupan Manusia

Colenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau kerang merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang tersebut nantinya menjadi temapt hidup beragam jenis hewan laut seperti ikan yang merupakan sumber makanan manusia. Selain itu, terumbuh karang yang indah bisa menjadi objek wisata yang sangat mengutungkan.

 

Terima kasih sudah berekenan membaca artikel tersebut di atas tentang Mengenal Coelenterata (Hewan Berongga), semoga ada yang bisa kita ambil sebagai pelajaran. Jika ada dari sobat sekalian yang menemukan kesalahan baik dari segi penulisan maupun pembahasan, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Terima kasih ^^

Filum Porifera

 
 


Deskripsi : Filum Porifera merupakan kelompok hewan sesil, pemakan tipe suspensi, hewan multiseluler yang menggunakan sel berflagella yang disebut koanosit untuk mengalirkan air melalui kanal air yang memiliki sistem yang unik. Porifera adalah satu-satunya filum yang tubuhnya berada pada tingkat parazoan (kekurangan atau tidak adanya lapisan embrio yang nyata). Bukan hanya tidak adanya jaringan yang nyata, tetapi hampir semua sel tubuhnya bersifat totipotensi, yaitu mampu berubah fungsi dan bentuk. Selain fakta bahwa hewan porifera memiliki tubuh besar yang multiseluler, mereka berfungsi lebih kompleks ke arah uniseluler. Pada pembahasan seterusnya akan dibahas tentang nutrisi Porifera (makanan), organisasi sel, pertukaran udara (gas), dan respon lingkungan.
 
Habitat Porifera
Terdapat sekitar 5.500 spesies Porifera yang hidup yang telah digambarkan, hampir semuanya tidak berada pada zona bentuk. Porifera berada pada kedalaman, tetapi pada daerah yang tidak berpolusi tinggi dan daerah tropis. Kebanyakan porifera litoral tumbuh sebagai lapisan tipis pada permukaan kasar. Sponges (Porifera) Bentk tumbuh pada permukaan substrat lembut biasanya berdiri tinggi dan lurus, itu untuk menghindari penimbunan oleh sedimen pada lingkungan sekitar. Banyak porifera yang mencapai ukuran yang besar (hingga 2 meter pada terumbu karang karabian bahkan lebih besar lagi di Antartik) dan dapat mencapai ukuran biomassa yang signifikan. Di antartika porifera (sponges) dapat mencapai 75 % total biomassa bentik pada kedalaman 100-200 m. Daerah Subtidal dan lebih dalam lagi yang tidak terkena arus kuat biasanya tumbuh besar dan stabil, bahkan simetris pada bentuk luar. Pada air yang dalam, spons hexactinellida, sering memiliki bentuk tidak biasa, kebanyakan berbentuk seperti kaca, ada yang berbentuk bulat dan masif, dan ada yang seperti tali. Terdapat beberapa spesies dalam jumlah kecil pada kelas Demospongia yang ada pada air tawar. Porifera menampakkan hampir semua warna termasuk lavender cerah, biru, kuning, krimson, dan putih. Banyak bakteri simbiotik atau uniseluler yang memberikan warna terhadap tubuh spons.
 
Karakteristik Filum Porifera
  • Filum Porifera merupakan metazoa pada tingkatan konstruksi seluler, tanpa jaringan nyata, dan porifera dewasa tidak simetris (asimetri) atau simetris radial superfisia (buatan).
  • Sel bersifat totipotent.
  • Memiliki sel yang berflagella, koanosit, yang mengatur air melalui kananl dan ruangan yang menyusun sistem kanal air.
  • Dewasa bersifat sesil dan pemakan suspensi (suspension feeder); pada fase larva bersifat motil dan biasanya bersifat lecithotropic.
  • Bagian luar dan dalam lapisan sel kekurangan membran dasar.
  • Lapisan tengah, atau mesohyl, berada pada sel motil dan pada materi skeletal  (spikula)
  • Bahan penyusun rangka porifera (spikula), tersusun atas kalsium karbonat atau silicon dioksida, dan atau serat kolagen.
 
Sejarah taxonomik Porifera
Secara sejarah, Kelas pada porifera telah didefinisikan atau dikelompokkan berdasarkan rangka dalamnya. Hingga sekarang, 4 kelas telah dikenali : Calcarea, Hexactinellida, Demospongiae, dan Sclerospongiae. Kelas Sclerospongiae termasuk dalam spesies yang memproduksi matriks padat, calcareous (kalsium karbonat), dan seperti batu yang sering digunakan sebagai tempat hewan yang hidup tumbuh dan berkembang. Kelas Sclerspongiae pada porifera ini sering disebut sebagai coralline sponges; Terdapat 15 spesies hidup yang telah diketahui. Coralline Sponges ini telah tidak dipelajari lagi beberapa dekade lalu dan anggotanya dimasukkan kedalam Calcarea dan Demospongia. Demospongia merupakan kelas terbesar pada porifera, terdapat 95 % dari spesies yang hidup. Karena ukuran dan variasinya, demospongiae merupakan masalah yang besar bagi para taxonomist. Beberapa tahun ini telah ditemukan kandungan kimia pada karang atau porifera yang berfungsi dalam obat-obatan (Farmasi) seperti antitumor (obat kanker), anti pembekuan, cytotoxic, in flammatory dll. Penemuan dari bahan bahan tersebut telah membuat penelitian terhadap porifera menjadi lebih menarik lagi.
 
Klasifikasi Filum Porifera (Taxonom)
1.      Kelas Calcarea
Salah satu kelas dari Filum Porifera adalah Kelas Calcarea. Ciri-ciri dari spesies pada kelas Calcarea adalah Spons bersifat Calcareous, Spikula tersusun atas Kalsium karbonat yang disebut calcite (kalsit). Elemen Rangka tidak berdiferensiasi menjadi megascleres dan microscleres; Spikula berkelipatan 1,3 atau 4. Tubuh dengan kanal tipe asconoid (askon), synconoid (sicon), atau leuconoid (leucon). Semua spesies dari kelas Calcarea hidup di lautan.
Subkelas Calcinea: Larva hidup bebas dan berupa coeblastula berlubang, berflagella, dan dapat menjadi seperti struktur parenchymula padat melalui ingresi seluler. Koanosit nukleus terletak pada daerah basal. Flagellum bersifat independent terhadap nukleus, spikula tersusun secara triradiated, spikula bebas, dan pada beberapa spesies bersifat masif calcite (tersusun atas kalsium karbonat padat) contoh Clathrina, Dendya, Leucascus, Leucetta, Soleniscus.
Subkelas Calcaronea, larva hidup bebas, sebagai tumbuhnya berflagella amphiblastulae, nuklei koanosit apikal, flagellum muncul dari nukleus, spikula bebas atau bergabung. Contoh spesies Calcaronea ialah Amphoriscus, Grantia, Leucilla, Leucosolenia, Petrobiona, Scypha (Sycon).
 
2.      Kelas Hexactinellida
Kelas Hexactinellida merupakan salah satu kelas pada filum porifera. Ciri-ciri Spesies pada kelas Hexactinellida adalah Berbentuk seperti gelas atau kaca, Spikula tersusun atas silikat dan bercorak 6 spikula (hexactinal), Megascleres dan microscleres selalu ada, dinding tubuh berbentuk cekung, dengan jaringan trabekular, lapisan koanosit dapat bersifat syncytial, berada pada perairan laut, terutama pada lautan dalam.
Terdapat dua subkelas pada kelas Hexactinellida yaitu Amphidiscophora dan Hexasterophora.
Contoh spesies pada kelas Hexactinellida yaitu : Hyalonema, Monorhaphis, Pheronema, Aphrocallistes, Caulophacus, Euplectella, Hexactinella, Leptophragmella, Lophocalyx, Rosella, Sympagella.
 
3.      Kelas Demospongiae
Salah satu kelas dari Filum Porifera adalah Demospongiae. Tersusun atas spikula silika, spikula tidak tersusun atas corak 6, rangka spikula dapat tersusun atau tergantikan oleh kolagen organik (spongin), hidup di lautan, air tawar dan pada semua kedalaman air.
Pada kelas Demospongiae terdapat 3 Sukelas yaitu Homoscleremorpha, tetratinomorpha, dan subkelas Ceractinomorpha.
Contoh spesies pada kelas Demospongiae ialah Asteropus, Chondrilla, Chondrosia, Cliona, Cryptotethya, Geodia, Polymastia, Rhabderemia, Stelletta, Suberites, Tethya, Tetilla,Adocia, Agelas, Aplysilla, Aplysina, Asbestopluma, Axinella, Axociella, Callyspongia, Clathria, Coelosphaera, Halichondria, Haliclona, Halisarca, Hymeniacidon, Ircinia, Spongilla, Tedania, Mycale, Microciona, Astrosclera, Calcifibrospongia, Ceratoporella, Stromatospongia, Hispidopetra, Goreauiella, Vaceletia crypta.

 

Sabtu, 23 Mei 2015

KINGDOM ANIMALIA


 
Hewan atau animalia dibagi manjadi sepuluh macam phylum yaitu porifera, coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida, mollusca, echinodermata, arthropoda dan chordata. Phylum Porifera adalah binatang atau hewan berpori karena tubuhnya berpori-pori. Tubuhnya bersimetri dipoblastik, simetri radial dan tersusun secara mandiri. Fase dewasa berupa sesil (menetap pada suatu tempat tanpa mengadakan perpindahan), dan berkoloni. Porifera hidup secara heterotrof, makanannya berupa plankton.

Phylum Coelenterata adalah hewan berongga bersel banyak yang memiliki tentakel contohnya seperti ubur-ubur dan polip. Simetris tubuh coelenterata adalah simetris bilateral hidup di laut. Struktur tubuhnya dipoblastik yaitu terdiri atas lapisan luar, lapisan dalam (endodermis), dan mesoglea. Phylum ini tidak memiliki kepala, anus, alat peredaran darah, alat ekskresi, dan alat respirasi. Punya mulut yang dikelilingi tentakel. Bersel banyak dan memiliki saraf difus. Sistem pencernaan dilakukan secara intasel dan ekstrasel. Bentuk tubuhnya polip dan medusa.

Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris bilateral tanpa peredaran darah dengan pusat syaraf yang berpasangan. Cacing pipih kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada binatang / hewan atau manusia. Contohnya antara lain seperti planaria, cacing pita, cacing hati, polikladida. Nemathelminthes atau cacing gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran darah. Contoh cacing gilig : cacing askaris, cacing akarm, cacing tambang, cacing filaria. Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit. Contohnya yakni cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas, lintah / leeches.

Phylum Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata sudah berkembang dengan baik. Susunan tubuhnya tripoblastik. Tidak memiliki kepala. Berangka dalam (endoskleton). Mempunyai sistem saluran air. Memiliki daya regenerasi yang tinggi. Misalnya teripang / tripang / ketimun laut, bulu babi, bintang ular, dolar pasir, bintang laut, lilia laut.

Phylum Mollusca adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan biasanya memiliki pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau cangkok yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan diri dari serangan predator dan gangguan lainnya. Mollusca adalah hewan lunak yang tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini tripoblastik. Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga mantel. Contoh mollusca : kerang, nautilus, gurita, cumi-cumi.

Phylum Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak dll.

Phylum Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu tali sumbu tubuh syaraf belakang dengan rangka. Ukuran chordata beragam ada yang besar dan ada yang kecil dengan otak yang terlindung tengkorak untuk berfikir. Contoh chordata adalah manusia, cacing acorn, ikan lancet, ikan paus pembunuh, katak, burung puyuh, kalkun, lemur, beruk, macan, kucing, dan lain sebagainya.

Semoga bermanfaat ^_^
Minggu, 24 Mei 2015